Liputan6.com, Jakarta Pesatnya perkembangan teknologi telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk di bidang kesehatan yang sudah memasuki era Healthcare 4.0. Healthcare 4.0 sendiri merupakan istilah yang merujuk pada transformasi dari semua hal di sektor kesehatan ke sistem yang mengadopsi teknologi, seperti Internet of Things (IoT), analisis big data, Artificial Intelligence (AI), dan cloud computing.
Pengaplikasian Healthcare 4.0 pada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) atau rumah sakit dinilai bisa menjadi solusi peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.
Chief Executive Officer PT. Aktivo Indonesia Sukses, Galatia Chandra disrupsi di bidang kesehatan yang dipercepat dengan pandemi membuat digitalisasi dunia medis di Indonesia sudah tidak bisa dihindari, semisal menggunakan platform berbasis layanan atau alat canggih yang bisa mengdiagnosis medis. Karena, hal-hal tersebut bukan hanya bisa meningkatkan layanan kesehatan, tapi bisa menekan biaya operasional yang lebih besar.
Galatia Chandra juga menceritakan negara lain seperti China, Filipina, Thailand, sudah mulai melakukan digitalisasi, bahkan telah menerapkan medical tourism. Lantas bagaimana dengan Indonesia?
“Sedang masa transisi. Saat ini pemerintah sudah melakukan electronic medical records atau rekam medik elektronik sudah dilakukan pemerintah untuk fasilitas kesehatan. Artinya fasilitas kesehatan, mulai dari puskesmas hingga rumah sakit pemerintah maupun swasta, wajib menjalankannya. Tidak pakai kertas lagi. Masa transisi sesuai permenkes 2022 berakhir pada akhir tahun 2023 ini,” kata Galatia Chandra dikutip Kamis (28/9/2023).
Sejalan dengan hal tersebut, pengembang kawasan industri PT Jababeka Tbk pun kini telah mempunyai proyek medical tourism yaitu Jababeka Medical City.
Kawasan Industri Kesehatan
Jababeka Medical City merupakan kawasan industri kesehatan dengan infrastruktur standar WHO seluas 72 hektar di Kawasan Jababeka- Cikarang. Tujuan dari hadirnya Jababeka Medical City ialah untuk menampung wisatawan asing berobat di Jababeka Medical City, Cikarang.
Sejak tahun 2006 hingga 2023, rumah sakit di Kawasan Jababeka telah berdiri 20 rumah sakit – yang melayani lebih dari 2000 perusahaan dari 34 negara dengan karyawan lebih dari satu juta orang. Terlebih, sudah ada Fakultas Kedokteran President University yang merupakan salah satu kelengkapan dari Jababeka Medical City.
Meski begitu, untuk membuat masyarakat Indonesia berobat ke Jababeka Medical City tidak mudah. Founder President Executive Club S.D Darmono menerangkan bahwa dibutuhkan kerja sama antar pihak untuk mengembangkan, mulai dari para pengusaha, pemerintah dan akademisi.
“Jangan sampai untuk persoalan check up, masyarakat kita sampai ke luar negeri. Kita ingin ke Cikarang aja sudah cukup,” kata SD Darmono.