Untuk mencapai hal itu, dilakukannya proses digital construction dalam menciptakan sebuah perencanaan konstruksi yang baik dengan melakukan pemodelan 3D yang didapat dari pemodelan menggunakan BIM tools dan Digital Survey seperti lidar, laserscan dan fotogrametri.
Model 3D dan hasil digital survey merupakan proses produksi informasi yang efektif dan efisien dengan produktifitas serta akurasi yang tinggi dalam memberikan informasi untuk banyak proses seperti perhitungan volume galian/ timbunan, progres pekerjaan, analisis, AI, data VR dan 3D printing.
Saat ini Teknologi BIM Waskita sudah terintegrasi dengan Enterprise Resource Planning (ERP) terkait volume pekerjaan sebagai pembanding terhadap perhitungan volume secara manual untuk pekerjaan utama.
Dengan begitu, bisa memastikan volume pekerjaan memiliki informasi pembanding sebagai rujukan dalam merencanakan anggaran dan pengendalian saat pelaksanaan.
Selain itu, juga dapat mengidentifikasi volume pekerjaan sejak awal sehingga memiliki ruang untuk mengelola lebih baik dan untuk mengambil pengalaman dan standard anggaran dari proyek yang telah selesai untuk digunakan sebagai benchmark di masa depan dalam menawar, merencanakan serta mengendalikan proyek.
“Integrasi BIM – ERP ini bertujuan agar semua beban biaya bisa lebih terkontrol dan transparan karena sistem yang terintegrasi secara realtime,” kata Ratna.
Waskita berkomitmen untuk menjamin kualitas konstruksi sejumlah proyek, contohnya pada proyek bendungan yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Waskita mampu menjadikan bendungan sebagai fungsinya yaitu dapat memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat Indonesia, mulai dari penyedia air baku sebagai air minum, irigasi, pembangkit listrik, pengendali banjir serta pengembangan sektor pariwisata.
“Waskita sadar, air adalah sumber kebutuhan masyarakat Indonesia yang sangat krusial. Sebagai BUMN yang telah berpengalaman dalam bidang infrastruktur, Waskita menjamin kualitas konstruksi setiap bendungan yang dikerjakan menjadi andal, aman, dan berkelanjutan. Secara jangka panjang, Waskita berharap dapat berkontribusi positif dalam pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat di Indonesia juga peningkatan ketahanan air dan pangan secara nasional melalui karya bendungan yang dihasilkannya,” ucap Ratna.
Penerapan teknologi BIM menjadi salah satu faktor dalam percepatan proses pembangunan sejumlah proyek bendungan strategis nasional.