Bahaya, Sri Mulyani Sebut AI Bisa Gerus Demokrasi

Liputan6.com, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memandang kecerdasan buatan artificial intelligence (AI) bisa menggerus kualitas demokrasi di berbagai aspek. Pasalnya, artificial intelligence mampu mengklasterisasi orang-orang di sekitar melalui penggunaan teknologi.

Dia mengisahkan, dalam menggunakan teknologi, orang akan disuguhkan konten-konten yang dinilai bisa disukai. Alhasil, nantinya akan terbentuk satu klaster tertentu.

“AI sangat sistematis dalam mengkalasterisasi pengguna, oh dia suka makan ini, dia suka baca ini, jadi kamu akan masuk klaster ini. Yang lain suka makanan ini, suka jenis traveling ini, jadi kamu masuk ke klaster ini,” tutur Menkeu Sri Mulyani dalam Indonesia-Europe Investment Summit 2023, di Jakarta, Kamis (30/11/2023).

Dengan pola tersebut, Bendahara Negara menilai kalau AI sudah secara sistematis mengatur manusia.

“Jadi kita semua sudah secara sistematis sudah diatur oleh AI. Saya akan dikelompokan dengan orang-orang yang sesuai dengan klaster saya,” ungkapnya.

Pada konteks demokrasi, Sri Mulyani melihat melalui adanya klasterisasi ini diskusinya tidak akan meluas, hanya berkutik pada klaster tertentu saja. Dia memandang, ini bisa memunculkan persepsi perbedaan antara satu golongan dan golongan lainnya.

“Lalu diskusinya hanya bagi sebagian golongan tadi, Dan kita hanya merasa berbeda denga orang yang lainnya. Mungkin orang yang biasanya satu kamar ternyata ada dalam klaster yang berbeda,” katanya.

“Itu yang akan menjadi tantangan, disebut kalau Indonesia sebagai negara demokrasi seperti Eropa, sama seperti AS, tapi demokrasi dengan adanya intervensi AI ini, saya sih berpikir kita harus hati-hati terkait kualitas dan keberlanjutan dari demokrasi saat ini,” imbuh Sri Mulyani.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *