Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak dunia turun hampir 3% pada perdagangan rabu ke level terendah dalam 3 bulan. Penurunan harga minyak dunia ini terjadi di tengah kekhawatiran berkurangnya permintaan di AS dan China.
Mengutip CNBC, Kamis (9/11/2023), harga minyak Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia turun USD 2,07 atau 2,54% menjadi USD 79,54 per barel. Sedangkan harga minyak mentah AS kehilangan $2,04 atau 2,64% menjadi USD 75,33 per barel.
Kedua tolok ukur harga minyak dunia ini mencapai titik terendah sejak pertengahan Juli.
“Pasar jelas kurang khawatir terhadap potensi gangguan pasokan di Timur Tengah dan malah fokus pada pelonggaran keseimbangan,” kata analis ING Warren Patterson dan Ewa Manthey dalam sebuah catatan. Pernyataan keduanya ini mengacu kepada masalah pasokan minyak mentah.
Salah seorang sumber pasar yang mengutip angka dari American Petroleum Institute mengatakan pada pada Selasa malam bahwa stok minyak mentah AS naik hampir 12 juta barel pada pekan lalu. Tentu saja kenaikan stok ini membebani pasar.
Angka tersebut akan menjadi peningkatan terbesar sejak bulan Februari, dibandingkan dengan data pemerintah. Namun, Badan Informasi Energi AS (EIA) telah menunda rilis data persediaan minyak mingguannya, biasanya pada hari Rabu, hingga tanggal 15 November untuk menyelesaikan peningkatan sistem yang direncanakan.
Sementara itu, EIA pada hari Selasa menyebutkan produksi minyak mentah AS akan meningkat tahun ini sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya namun konsumsi minyak bumi akan turun sebesar 300.000 barel per hari (bpd).
Angka ini membalikkan perkiraan sebelumnya yang memperkirakan kenaikan sebesar 100.000 barel per hari.