18.Cofounder dan Chief Technology Officer C.E Info Systems Rashmi Verma (67) asal India
Sejak meluncurkan C.E. Info Systems, perusahaan senilai USD 1,4 miliar di belakang aplikasi navigasi India Mappls, Rashmi Verma telah membantu memetakan hampir 18 juta tempat termausk bukit, bangunan terkenal, 15 juta alamt, dan 6,6 juta kilometer jalan.
Perusahaan yang berbasis di New Delhi, lebih dikenal sebagai MapmyIndia yang ia dirikan bersama suaminya Rakesh memakai database tersebut untuk memberikan petunjuk arah dari pintu ke pintu kepada pengguna aplikasi yang mencakup pembaruan lalu lintas, peringatan batas kecepatan dan peringatan jalan berlubang.
Perusahaan juga melisensikan data dan perangkat lunaknya kepada klien yang mencakup otomotif, perbankan dan e-commerce.
Verma belajar teknik kimia di Institut Teknologi ndia Roorkee dan menerima gelar master di riset operasi dan ilmu komputer dari Eastern Washington University di Amerika Serikat. Ia kemudian bekerja sebagai insinyur di IBM.
19.Chairperson Luxshare Precision Industry Wang Laichun (56) asal China
Wang Laichun, pekerja pabrik yang berubah menjadi miliarder. Kini ia membuat mantan majikannya kabur demi mendapatkan uang. Ia memimpin Luxsahre Precision Industry, perakit dan pemasok suku cadang iPhone dan AirPods senilai USD 30 miliar yang telah rebut pangsa pasar rantai pasokan Apple dari Hon Hai Technology Group atau Foxconn.
Wang pernah habiskan satu dekade bekerja di pabrik Foxconn di Shenzhen sebelum mendirikan Luxshare bersama saudara laki-lakinya Wang Laisheng pada 2004. Pihaknya menagtakan kepada China pada September kalau perusahaannya telah memenangkan kontrak untuk merakit headset VisionPro Apple.
Luxshare tercatat di bursa saham Shenzhen yang memperoleh pijakan dalam rantai pasokan raksasa teknologi di Amerika Serikat melalui akuisisi Kunshan Liantao Electronics yang berbasis di Jaingsu pada 2011. Selain produk Apple, Wang juga diversifikasi basis pelanggan dengan memasok komponen untuk mobil listrik.
20.CEO ANZ Bank New Zealand Antonia Watson (53) asal Selandia Baru
Antonia Watson menjadi CEO di ANZ Selandia Baru pada Mei 2019 setelah kepergian mendadak mantan CEO David Hisco di tengah skandal pengeluaran.
Ia diangkat permanen pada Desember 2019. Selama enam bulan berakhir pada Maret, ANZ Selandia Baru membukukan kenaikan laba operasional 16 persen tahun ke tahun menjadi 2,5 miliar dolar Selandia Baru atau setara USD 1,5 miliar meski ekonomi sedang melambat. Sedangkan laba turun 9 persen menajdi 1 miliar dolar Selandia Baru.
Sebelum menduduki jabatan puncak di ANZ Selandia Baru, Watson memegang jabatan senior di bank tersebut selama satu dekade, termasuk direktur pelaksana unit perbankan ritel dan bisnis serta kepala keuangan.
Ia bergabung dengan ANZ Selandia Baru pada 2009 dari Morgan Stanley, tempat bekerja selama lebih dari 10 tahun dan mengelola pusat layanan bisnis dan teknologi di Budapest.