Liputan6.com, Jakarta Harga logam mulia melemah karena investor sedang berhati-hati untuk kembali ke aset-aset berisiko. Serta bersiap mendapatkan kejelasan mengenai penurunan suku bunga AS oleh Federal Reserve pada pekan ini termasuk.
Harga emas hari ini di pasar spot turun 0,7% menjadi USD 1.979,19 per ounce setelah naik di atas level utama USD 2.000 pada hari Jumat. Harga emas berjangka AS ditutup 0,5% lebih rendah ke posisi USD 1.988,60.
Risiko yang menghantui harga emas sedikit lebih baik karena tidak ada perkembangan besar yang mengejutkan dari perang Israel-Hammas.
“Dan hal ini menghilangkan sedikit penawaran safe-haven untuk emas dan perak,” kata Jim Wyckoff, Analis Senior di Kitco Metals melansir CNBC, Selasa (7/11/2023)
Harga emas batangan naik lebih dari 7% pada bulan Oktober karena konflik Timur Tengah meningkatkan permintaan safe-haven.
Indeks-indeks utama Wall Street berubah negatif setelah naik tipis sebelumnya, sementara imbal hasil Treasury AS tenor 10-tahun naik, karena investor terus memantau setidaknya sembilan anggota Fed yang akan menyampaikan pidato minggu ini, termasuk Powell pada 9 November.
Pedagang memperkirakan 90% kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada bulan Desember, menurut alat CME FedWatch.
“Peningkatan pasar emas dan perak memiliki sedikit amunisi karena ekspektasinya adalah tidak akan ada kenaikan suku bunga lebih lanjut, yang menekan dolar AS,” tambah Wyckoff.
Emas sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS karena meningkatkan opportunity cost memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.