Secara terpisah, Direktur Digital & Teknologi Informasi BRI Arga M. Nugraha menjelaskan bahwa salah satu bentuk implementasi BRIBRAIN adalah recommendation system yang digunakan untuk mendorong akuisisi merchants, debitur usaha mikro, dan AgenBRILink.
“BRIBRAIN menganalisis data nasabah mulai dari profil, portofolio simpanan dan pinjaman, histori transaksi, hingga lokasi dan demografi. Analisis tersebut menghasilkan skoring, rekomendasi produk yang sesuai dengan nasabah, hingga rekomendasi aktivitas yang bisa dilakukan untuk menyukseskan akuisisi maupun upgrade. Hasil analisis ini kemudian diinfusi ke dalam berbagai platform, produk, dan layanan kami,” jelasnya.
Hasilnya, BRIBRAIN mampu mendorong akuisisi debitur dengan tetap menjaga kualitas kredit. Hal ini ditunjukkan pada implementasinya pada Link5, platform internal BRI yang membantu mendeteksi value chain dan ekosistem bisnis nasabah UKM BRI guna mewujudkan closed-loop payment ecosystem. Link5 berhasil menembus akuisisi 8.000 debitur baru dengan nilai plafon melebihi Rp1,7 triliun dengan NPL hanya 0,009%.
Di sisi lain, implementasi BRIBRAIN pada pipeline usaha mikro juga berhasil mengakuisisi 3,6 juta debitur baru dengan plafon mencapai Rp163,4 triliun, dan NPL terjaga di 0,05%.