Rupiah Hari Ini Dibuka Menguat ke 15.877 per Dolar AS

Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P. Sasmita, menyebut rupiah masih sangat rentan dan terus terancam melemah ke level 16.000 per dolar AS.

Lantas pertanyaan, bagaimana konsekuensinya ke APBN, karena asumsi rupiah di APBN 2023 masih 14.800 per dolar AS.

Menurutnya, dampak pelemahan rupiah yang melampaui asumsi cukup signifikan ke APBN. Pertama, depresiasi rupiah yang mendekati 16.000 per dolar AS akan membuat subsidi BBM bengkak, sekalipun misalnya harga minyak dunia masih berada dalam rentang asumsi APBN.

“Karena, perhitungan ICP atau Indonesia Crude Price berdasarkan dolar. Jadi mau tak mau, biaya impor BBM akan naim tajam, karena nilai nilai satu dolar tak lagi sesuai dengan asumsi. Sementara sekitar setengan dari kebutuhan BBM kita diimpor dari pasar global yang dibayar memakai dolar,” kata Ronny kepada Liputan6.com, Selasa (31/10/2023).

Alhasil akan ada kenaikan biaya impor BBM sebesar selisih harga antara harga dolar AS yang diasumsikan APBN 2023, dengan harga dolar hari ini untuk setiap dolar yang dibayarkan atas impor BBM.

“Dengan asumsi dolar APBN 14.800 per dolar AS, maka dibutuhkan tambahan sekitar 1.200 per dolar AS jika harga tembus ke level harga 16.000 per dolar AS misalnya,” jelas Ronny.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *