Skema Beli Layanan Angkutan Massal Punya Banyak PR

Liputan6.com, Jakarta Sejak beroperasi pada 2020 hingga 2023, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mengeluarkan anggaran biaya operasional Rp 1,5 triliun untuk skema pembelian layanan angkutan umum massal, atau Buy The Service (BTS)

Hasil evaluasi yang dilakukan Ditjenhubdat (2023), persentase penumpang di 10 kota layanan Teman Bus terdiri dari 87,53 persen penumpang dengan tarif regular/umum, dan 12,47 persen penumpang khusus dengan tarif Rp 2.000. Penumpang khusus terdiri dari pelajar, lansia, dan disabilitas.

Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno melaporkan, terjadi penurunan penumpang BTS sebesar 1,35 persen pada kuartal III 2023 dibandingkan kuartal sebelumnya.

“Penurunan penumpang terjadi di Kota Medan, Surakarta Bus, Banjarmasin, Banyumas, dan Makassar. Penurunan yang terjadi disebabkan mulai diberlakukan tarif penumpang khusus per tanggal 01 Juli 2023 dari Rp 0 menjadi Rp 2.000,00 dan pemberlakuan 1 penumpang 1 kartu uang elektronik,” jelasnya, Minggu (29/10/2023).

SPM Program BTS

Rata-rata capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk program BTS juga mengalami penurunan, dari 99,98 persen pada kuartal II 2023 menjadi 99,91 persen di kuartal III 2023.

“Terjadi penurunan capaian SPM sebesar 0,07 persen jika dibandingkan dengan Triwulan II. Kota dengan capaian SPM di atas rata-rata di Kota Bandung, Banyumas, Makassar, dan Surabaya,” imbuh Djoko.

“Sedangkan kota dengan capaian SPM di bawah rata-rata, yakni Kota Denpasar, Palembang, Surakarta (bus dan feeder), Yogyakarta dan Banjarmasin,” ungkap dia.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *