Permintaan Bahan Bakar Fosil Bakal Capai Puncaknya di 2030

Liputan6.com, Jakarta – Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan bahan bakar fosil dunia akan mencapai puncaknya pada tahun 2030, karena semakin banyak mobil listrik yang beredar dan perekonomian China tumbuh lebih lambat dan beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan.

Laporan dari IEA, yang memberikan masukan kepada negara-negara industri, kontras dengan pandangan kelompok produsen minyak, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang melihat permintaan minyak meningkat jauh setelah tahun 2030 dan menyerukan triliunan investasi baru di sektor minyak.

Outlook Energi Dunia terbarunya IEA mengungkapkan bahwa puncak permintaan minyak, gas alam, dan batu bara terlihat pada dekade ini dalam skenario yang didasarkan pada kebijakan pemerintah saat ini.

“Transisi menuju energi ramah lingkungan sedang terjadi di seluruh dunia dan hal ini tidak dapat dihentikan. Ini bukan soal ‘jika’, ini hanya soal ‘seberapa cepat’ – dan semakin cepat semakin baik bagi kita semua,” kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (26/10/2023).

“Pemerintah, perusahaan, dan investor perlu mendukung transisi energi ramah lingkungan, bukan menghalanginya,” tegasnya.

Namun, IEA juga mengatakan bahwa permintaan bahan bakar fosil masih terlalu tinggi untuk memenuhi target Kesepakatan Paris yang membatasi kenaikan suhu rata-rata global hingga 1,5 derajat Celsius.

“Hal ini tidak hanya berisiko memperburuk dampak iklim setelah setahun mengalami suhu panas yang memecahkan rekor, namun juga merusak keamanan sistem energi, yang dibangun untuk dunia yang lebih dingin dengan kejadian cuaca yang tidak terlalu ekstrem,” kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.

Pada tahun 2030, IEA memperkirakan akan ada 10 kali lebih banyak mobil listrik yang beredar di seluruh dunia, dan IEA menyebutkan bahwa kebijakan yang mendukung energi ramah lingkungan di pasar-pasar utama membebani permintaan bahan bakar fosil di masa depan.

Misalnya, IEA kini memperkirakan 50 persen pendaftaran mobil baru di AS akan menggunakan kendaraan listrik pada tahun 2030, naik dari proyeksi dua tahun lalu sebesar 12 persen, yang sebagian besar merupakan dampak dari Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *