Luhut Cerita Kisah Sukses Sang Ayah, dari Supir Bus Jadi Orang Indonesia Pertama yang Kuliah di Cornell University

Liputan6.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, ternyata menyimpan masa kecil yang tidak mudah lantaran pernah menjadi anak dari seorang supir bus. Namun berkat kegigihannya, sang ayah pada akhirnya bisa menjadi orang Indonesia pertama yang kuliah di salah satu kampus ternama di Amerika Serikat.

Kisah itu diceritakan Menko Luhut dalam acara peluncuran buku berjudul Luhut Binsar Pandjaitan Menurut Kita-Kita di Gramedia Matraman, Jakarta, Jumat (29/9/2023).

Luhut bercerita, sang ayah Bonar Pandjaitan tadinya merupakan seorang TNI berpangkat Letnan. Namun karena turun jabatan jadi seorang Pembantu Letnan Satu, ayahnya akhirnya mengundurkan diri dari pasukan pengaman negara.

“Memang betul, ayah saya seorang letnan dalam perang kemerdekaan. Terus dia jadi Peltu. Terus dia merasa enggak terima pangkatnya diturunkan. Akhirnya dia jadi supir mobil Sibualbuali di tahun 1949-1950,” ujar Menko Luhut.

Ayah Luhut lantas kabur ke Rumbai, Kota Pekanbaru untuk jadi seorang supir di perusahaan minyak. Tak pantang menyerah dengan kondisi, ayahnya melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA hingga sukses tembus Cornell University.

“Tapi ayah saya memang pinter banget, pinter sekali, dan akhirnya dia ambil SMA otodidak. Kemudian tahun 1956 dia kerja di Caltex, dia lulus semua, lulus SMA, lulus Bahasa Inggris, dia lulus tes juga jadi orang Indonesia pertama yang masuk ke Cornell University,” ungkapnya.

Tidak berhenti di situ, ayah Luhut masih tetap haus pendidikan hingga meneruskan studinya ke kampus tol lain di Negeri Paman Sam. “Tapi ayah saya orang pertama Indonesia masuk di Cornell University, engineer, dan di kemudian hari dia masuk lagi di Columbia (University),” imbuhnya.

Bukan hanya sosok ayah, Luhut juga berterimakasih kepada ibunya, Siti Frida Naiborhu yang hanya lulusan sekolah setingkat SD.

“Itu ayah saya. Ibu saya dia tidak lulus SR (Sekolah Rakyat). Tapi saya lihat ibu saya itu belajar hebat, dan mau anaknya hebat. Jadi tiap hari itu ayah saya kerja di Caltex dari pegawai rendahan sampai kepada pegawai tinggi di Caltex, dan dia mau saya harus kayak gitu. Itu pesannya, pokoknya kamu harus seperti itu,” tuturnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *