Standar Regulasi Domestik, Regional, dan Global Jadi Acuan Implementasi ESG BRI

Adapun untuk dukungan non-finansial, BRI mendorong engagement dengan nasabah portofolio pinjaman dan investasi, di antaranya dengan mendukung portofolio dalam mengelola emisinya dan mendorong portfolio untuk mengambil bagian dalam bursa karbon.

“Dalam lingkup regional, BRI mengadopsi beberapa standar, antara lain standar penerapan Good Corporate Governance dari ACGS (ASEAN Corporate Governance Scorecard) dan standar penerbitan Sustainability Bond, yakni ASEAN Sustainability Bond Standards,” ujar Solichin.

Selain itu, dalam lingkup internasional, BRI mengikuti standar pelaporan yang terdiri dari GRI (Global Reporting Initiatives), SASB (Sustainability Accounting Standard Board), Stakeholders Capitalism Metrics, dan TCFD (Task force on Climate-related Financial Disclosure), standar identifikasi dampak keberlanjutan yakni SDGs (Sustainable Development Goals).

Tak hanya itu, BRI juga mengikuti standar penghitungan emisi karbon dan penetapan target NZE yakni GHG Protocol, PCAF (Partnership for Carbon Accounting Financials), dan SBTi (Science-based Target initiatives), serta standar pengukuran parameter ESG Rating yaitu S&P Global Corporate Sustainability Assessment, MSCI, dan Sustainalytics.

Solichin menyebut, sebagai korporasi besar, BRI mengambil porsi literasi yang menjadi tanggung jawab seluruh pihak. Ia mengungkapkan, literasi yang dilakukan BRI adalah kepada pekerja, nasabah, dan masyarakat.

“Jadi intinya, kalau kita bicara target 2060, kami di BRI yakin bahwa hal tersebut akan tercapai dengan kolaborasi dan dukungan dari seluruh para pemangku kepentingan,” sebutnya.

 

(*)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *