Indonesia Butuh Rp 794,6 Triliun untuk Transisi Energi Bersih

Dunia harus menambah atau mengganti 49,7 juta mil jalur transmisi pada tahun 2040 agar negara-negara dapat mencapai target iklim dan mencapai prioritas keamanan energi mereka.

Hal itu diungkapkan dalam laporan baru yang diterbitkan oleh Badan Energi Internasional (IEA). Jumlah tersebut kira-kira setara dengan jumlah mil jaringan listrik yang ada di dunia saat ini, menurut IEA.

Melansir CNBC International, Rabu (18/10/2023) IEA mengatakan bahwa peningkatan besar dalam pembangunan jalur transmisi di seluruh dunia akan memerlukan investasi tahunan pada jaringan listrik sebesar lebih dari USD 600 miliar per tahun pada tahun 2030, yang merupakan dua kali lipat tingkat investasi global saat ini seputar transmisi.

Hal ini juga memerlukan perubahan dalam cara pengoperasian dan pengaturan jaringan listrik di setiap negara.

IEA melihat, fokus global pada beberapa teknologi energi ramah lingkungan – termasuk tenaga angin, tenaga surya, kendaraan listrik, dan pompa panas – sangatlah mengesankan, namun investasi pada jalur transmisi masih belum mencukupi dan pada akhirnya akan menjadi hambatan yang semakin besar.

“Kemajuan energi bersih baru-baru ini yang kita lihat di banyak negara belum pernah terjadi sebelumnya dan menimbulkan optimisme, namun hal ini bisa menjadi bahaya jika pemerintah dan dunia usaha tidak bersatu untuk memastikan jaringan listrik dunia siap menghadapi ekonomi energi global baru yang muncul dengan cepat,” kata Fatih Birol, direktur eksekutif IEA, dalam pernyataan tertulis yang diterbitkan bersamaan dengan laporan baru tersebut.

“Laporan ini menunjukkan apa yang dipertaruhkan dan perlu dilakukan. Kita harus berinvestasi pada jaringan listrik hari ini atau besok kita akan menghadapi kemacetan,” tegasnya.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *