Sebelumnya diberitakan, dampak serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada Sabtu, 7 Oktober 2023 membayangi pasar saham di Timur Tengah. Saham anjlok dan berpotensi memicu gejolak selama sepekan.
Dikutip dari Yahoo Finance, Minggu (8/10/2023), indeks saham utama di Timur Tengah melemah yang dipimpin oleh penurunan indeks saham acuan Israel TA-35. Indeks saham acuan itu turun lebih dari 7 persen, yang merupakan koreksi terbesar dalam lebih dari tiga tahun.
Indeks Tadawul All Share di Riyadh melemah 1,2 persen. Demikian juga saham di Qatar dan Kuwait ikut merosot. Indeks EGX30 Mesir menurun 5,4 persen.
Serangan Hamas menandai serangan paling mematikan terhadap Israel dalam beberapa dekade dan mengancam akan meningkat menjadi konflik yang lebih luas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, negaranya akan melancarkan serangan militer berkepanjangan melawan Hamas. Pihaknya yakin Israel akan menang. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden juga menjanjikan dukungan AS yang kokoh untuk Israel.
Adapun penurunan tajam pada saham Israel mengalihkan perhatian investor pada aturan suspensi perdagangan di bursa Tel Aviv. Penurunan 8 persen pada indeks TA-35 akan menyebabkan penghentian selama 30 menit.
Selain itu, peraturan menyatakan penurunan 12 persen akan mengakibatkan penutupan perdagangan pada hari itu, kecuali jika manajemen memutuskan sebaliknya.
Chief Strategist Psagot Investment House Ori Greenfeld menuturkan, perang di Gaza akan berdampak lebih besar terhadap pasar Israel jika dibandingkan operasi militer sebelumnya.
“Jika pertempuran meluas, ekonomi Israel akan terdampak penurunan konsumsi swasta dan investasi swasta serta publik,” ujar dia.
“Jika Israel perlu mengambil keputusan yang tidak selaras dengan komunitas internasional, akan terjadi penurunan investasi internasional dan hubungan perdagangan Israel dengan negara lain,” kata Greenfield.
“Ini mungkin juga mempengaruhi syikal yang kami perkirakan melemah,” ia menambahkan.