Harga Minyak Mentah Dunia Catat Penurunan Tajam 7 Bulan

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak dunia naik pada hari Jumat namun tetap membukukan penurunan mingguan tertajam sejak bulan Maret. Pergerakan harga minyak dunia ini dipengaruhi pencabutan sebagian larangan ekspor bahan bakar Rusia, menambah kekhawatiran permintaan akibat hambatan makroekonomi.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (7/10/202), pada hari Jumat, Brent berjangka ditutup naik 51 sen menjadi USD 84,58 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 48 sen menjadi USD 82,79.

Untuk minggu ini, Brent mencatat penurunan sekitar 11% dan WTI mencatat penurunan lebih dari 8%, di tengah kekhawatiran bahwa suku bunga yang terus-menerus tinggi akan memperlambat pertumbuhan global dan menekan permintaan bahan bakar, bahkan jika pasokan tertekan oleh Arab Saudi dan Rusia, yang mengatakan mereka akan melanjutkan pengurangan pasokan hingga akhir tahun.

Pertumbuhan lapangan kerja di AS meningkat sebesar 336.000 pada bulan September menurut statistik Departemen Tenaga Kerja, jauh melebihi perkiraan para ekonom yang memperkirakan kenaikan sebesar 170.000.

Sentimen Ekonomi AS

Sentimen statistik terhadap harga minyak beragam. Perekonomian AS yang kuat dapat mendukung sentimen permintaan minyak jangka pendek, kata para analis, namun sebaliknya statistik tersebut menghasilkan dolar AS yang lebih kuat dan meningkatkan pertaruhan terhadap kenaikan suku bunga lagi pada tahun 2023.

Penguatan dolar AS biasanya berdampak negatif terhadap permintaan minyak, sehingga membuat komoditas tersebut relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

“Angka (pekerjaan) hari ini menjaga prospek kenaikan suku bunga lagi dan tentunya mendukung argumen Federal Reserve mengenai perlunya suku bunga tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama,” kata analis ING dalam sebuah catatan.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *