Tur Eras adalah pusat dari tahun fenoemal Swift dan akan berlangsung hingga akhir 2024. StubHub mengatakan, tur Swift adalah yang terbesar dalam dua dekade sejarah perusahaan tiket tersebut, melampaui artis sukses lainnya dalam hal penjualan tiket.
“Taylor Swift tidak hanya tampil, dia menulis ulang pedoman tersebut, meninggalkan jejak gemerlap, ransangan ekonomi, dan gelang persahabatan ke mana pun dia pergi,” tulis laporan akhir tahun perusahaan itu.
Taylor Swift sendiri belum merilis angka penjualan resmi. Akan tetapi, beberapa perkiraan menunjukkan tur itu sudah meraup 10 angka. Pollstar prediksi awal bulan ini, 60 pertunjukan pertama tur itu hasilkan pendapatan kotor lebih dari USD 1 miliar atau sekitar Rp 15,41 triliun.
Sebuah analisis yang dibagikan secara eksklusif kepada CNN, awal tahun ini memproyeksikan pertunjukan Taylor Swift di Amerika Utara saja dapat hasilkan pendapatan lebih dari USD 2 miliar atau sekitar Rp 30,84 triliun. Hal itu menjadikannya tur dengan pendapatan kotor tertinggi yang pernah ada.
Tarikan gravitasi Swift begitu kuat sehingga fans gencar menawarkan harga tiket kembali di pasar penjualan. Kepada CNN, SeatGeek menyebutkan, harga rata-rata penjualan kembali tiket Eras sebesar USD 1.607, naik 741 persen dari tur Reputation pada 2018, yang harga rata-rata penjualan kembali tiketnya USD 191.
Selain itu, Taylor Swift juga seorang atasan murah hati. Ia membagikan bonus USD 100.000 dengan pengemudi truk Eras Tour selama musim panas.