Harga emas naik tipis pada hari Selasa, dibantu oleh melemahnya dolar AS dan imbal hasil Treasury yang lebih rendah di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga tahun depan. Hal ini yang mempengaruhi pergerakan harga emas dunia.
Dikutip dari CNBC, Rabu (27/12/2023), harga emas di pasar spot naik 0,3% menjadi USD 2,058.17 per ounce setelah mencapai level tertinggi lebih dari dua minggu di USD 2,070.39 di sesi sebelumnya.
Emas berjangka AS sedikit berubah pada USD 2,069.4.Perdagangan sepi sehari setelah Natal dengan beberapa pasar tutup karena hari libur nasional, dan diperkirakan akan tetap sepi selama minggu yang singkat ini.
“Faktor utama yang mendukung emas adalah ekspektasi bank sentral yang dovish dan penurunan suku bunga dalam beberapa tahun ke depan,” kata analis Kinesis Money, Carlo Alberto De Casa.
Ada kemungkinan emas bisa bertahan di atas USD 2.000 pada tahun 2024, tambah De Casa, merujuk pada berlanjutnya ketegangan geopolitik.
Suku Bunga AS
Suku bunga AS yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding), yang juga secara luas dianggap sebagai investasi yang aman di saat terjadi gejolak ekonomi dan geopolitik.
Data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan harga minyak di AS turun pada bulan November untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga setengah tahun, sehingga semakin memperlambat inflasi dan meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada bulan Maret mendatang.