Liputan6.com, Jakarta – Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah menurunkan separuh perkiraan pertumbuhan perdagangan global tahun ini.
Pemangkasan itu dilakukan seiring kenaikan suku bunga yang telah melemahkan daya beli konsumen di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia.
Mengutip US News, Jumat (6/10/2023) badan perdagangan dunia yang beranggotakan 164 negara tersebut memangkas perkiraannya dari bulan April yang memperkirakan perdagangan barang global akan tumbuh sebesar 1,7 persen di tahun 2023, dan menyatakan bahwa angka tersebut akan diturunkan menjadi 0,8 persen.
Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala mengatakan bahwa perkiraan perlambatan perdagangan ini memprihatinkan karena dapat menekan standar hidup masyarakat di seluruh dunia, khususnya di negara-negara miskin.
“Fragmentasi ekonomi global hanya akan memperburuk tantangan ini,” katanya.
WTO menyoroti, lonjakan inflasi di berbagai negara, termasuk di negara ekonomi besar telah menyebabkan suku bunga lebih tinggi dari perkiraan di sebagian besar negara perdagangan, di tambah dengan tantangan dari krisis di sektor properti China dan perang di Ukraina.
WTO, yang bermarkas di Jenewa mengatakan perlambatan perdagangan terjadi pda berbagai jenis barang, khususnya besi dan baja, peralatan kantor dan telekomunikasi, tekstil dan pakaian.
Mobil merupakan pengecualian, dengan melonjaknya penjualan tahun ini sebagai kompensasi atas kekurangan kronis yang membatasi pengiriman selama pandemi.
Perkiraan WTO juga belum mencakup sektor jasa, namun badan ifu mengatakan pertumbuhan tersebut moderat setelah pariwisata internasional mengalami peningkatan yang kuat pada tahun 2022.
Tetapi perdagangan jasa komersial global tumbuh hanyab9 persen pada kuartal pertama tahun 2023, turun dari 19 persen pada kuartal kedua tahun 2022.