Sejak itulah, Edy berani mencoba menggunakan lampu pada tanaman buah naga. Sebagai permulaan, Edy mulai menanam buah naga dengan penerangan lampu di malam hari.
Rupanya, uji coba itu berhasil dan tanaman buah naga berbuah di luar musim. Mulai 2015, Edy tak lagi menggunakan mesin diesel berbahan bakar solar untuk menghasilkan listrik. Ia mulai menggunakan listrik dari PLN. Hasilnya, ongkos produksi jauh berkurang. Ide inovatif ini mampu meningkatkan produktivitas petani buah naga sampai dengan 200% menghasilkan omset per bulan lebih dari Rp 50 juta.
Edy pun menciptakan lampu LED khusus untuk pertanian buah naga, yaitu PANABA Led. Dengan menggunakan lampu khusus buah naga tersebut selain watt-nya kecil, juga bagus untuk penerangan perkebunan buah naga. Sejak itu, Edy mulai berbagi pengetahuan dengan petani-petani di desanya. Hingga desa Tambakrejo mendapat julukan sebagai desa buah naga.
“Sesuai dengan tujuan kami di Pupuk Indonesia, penghargaan ini merupakan apresiasi kepada para sosok inspiratif yang mendukung perkembangan industri pertanian serta ketahanan pangan nasional Indonesia. Sosok seperti mereka ini adalah motor penggerak industri pertanian sebenarnya dan apresiasi setinggi-tingginya kami berikan pada mereka, para pahlawan pangan Indonesia,” kata Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Svarna Bhumi Award 2023,