Secara fundamental, BRI Finance pun secara berkesinambungan melakukan upskilling maupun reskilling. Kompetensi pekerja yang dikembangkan mencakup hard competencies yang bersifat teknis dan juga soft competencies yang lebih memfokuskan pada perilaku termasuk kepemimpinan.
Hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan Pekerja dalam hal pengembangan karier di bidang lain sesuai kebutuhan Perusahaan.
“Dengan kombinasi tersebut, diharapkan SDM di BRI Finance tidak hanya memiliki fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan, namun juga mampu mendorong inovasi untuk pertumbuhan perusahaan,” tutur Ari.
Selain itu, pengembangan SDM BRI Finance juga terus dilakukan melalui internalisasi core values perusahaan. Hal itu mengacu pada core values Bank BRI sebagai induk dan juga BUMN yaitu AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif).
Kemudian agar penguatan SDM terinternalisasi dengan budaya kerja secara menyeluruh, Perseroan membangun komunikasi dan tone from the top yang konsisten. Di mana peran top management dan manajer lini menjadi sangat krusial sebagai role model memperkuat budaya dan perilaku seluruh pekerja.
Dalam hal ini berbagai kanal komunikasi juga dioptimalkan untuk mendukung upaya tersebut, seperti briefing pagi, townhall meeting, forum peningkatan kinerja, pelaksanaan culture activation program dan lain-lain.
“Integrasi budaya kerja lainnya adalah memasukkan aspek perilaku yang sejalan dengan core values sebagai pelengkap performance indicator dalam proses penilaian kinerja pekerja. Selain itu memasukkan aspek budaya kerja sebagai salah satu materi pembelajaran dalam program pendidikan wajib bagi pekerja baru (induction training), serta melakukan program refreshment secara berkala,” paparnya.
Ari lanjut menjelaskan bahwa upaya-upaya strategis tersebut dilaksanakan agar mampu menjawab tantangan besar di bidang SDM di era disrupsi digital.
“Dengan perencanaan SDM jangka panjang dan tepat (strategic workforce planning). Perencanaan SDM perlu mempertimbangkan kemungkinan dilakukannya business process reengineering, penciptaan source of income baru yang berbasis digital, ataupun kemungkinan hilangnya suatu jabatan / munculnya jabatan-jabatan baru akibat digitalisasi yang dilakukan. Penguatan aspek-aspek pengelolaan SDM lainnya, seperti rekrutmen dan pendidikan pekerja dapat dilakukan dengan lebih efektif, untuk mendukung pertumbuhan bisnis Perusahaan,” pungkasnya.