Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir terbang ke Uni Emirat Arab (UAE) guna menjajaki kerja sama dengan negara tersebut. Salah satunya dalam pengembangan ekonomi digital di Indonesia.
Erick menyampaikan, bukan hanya kerja sama yang diteken untuk BUMN, tapi ada komitmen investasi antara pemerintah UAE dan perusahaan pelat merah.
“Hari ini saya menandatangani MoU dengan Menteri Investasi UAE, Mohamed Hassan Al Suwaidi,” kata Erick melalui akun Instagram @erickthohir, dikutip Sabtu (8/12/2023).
Kami sepakat untuk melakukan kerja sama dan investasi untuk mengembangkan ekonomi digital antara pemerintah UAE dan juga BUMN,” sambungnya.
Kerja sama dan rencana investasi itu bukan tanpa alasan. Erick melihat adanya peluang Indonesia menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2030 mendatang.
“Kurang lebih, nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai Rp 4.500 triliun jika kita bisa konsisten mengembangkan sektor ini,” katanya.
Ekonomi digital digadang Erick sebagai salah satu upaya mengejar target Indonesia menjadi negara maju di 2045 nanti.
“Kita dorong terus Indonesia untuk menjadi negara maju pada tahun 2045,” tegas Erick Thohir.
Strategi Pengembangan
Sebelumnya, Pengembangan ekonomi digital menjadi katalisator utama dalam mendorong kemajuan perekonomian nasional dan telah ditunjukkan melalui kontribusi terhadap PDB yang mencapai 7,6%-8,7% pada tahun 2022 lalu.
Upaya transformasi ekonomi digital juga terus dilakukan Pemerintah mengingat Indonesia juga memiliki potensi signifikan berupa populasi yang besar, pangsa pasar yang luas, adopsi teknologi yang tinggi, serta digitalisasi ekonomi dan keuangan yang terus meningkat.
Sebagai salah satu langkah dalam menavigasi arah transformasi ekonomi digital di Indonesia tersebut, Pemerintah meluncurkan Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030 di Jakarta, Rabu (6/12/2023).
Buku tersebut akan menjadi pedoman bagi K/L dan pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan pengembangan ekonomi digital serta menjadi rujukan dalam menentukan posisi Indonesia di dunia internasional.
“Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital yang adalah agenda transformasi digital nasional. Ini sejalan denganDigital Economy Framework Agreement(DEFA) yang didorong Indonesia untuk menjadi satu-satunya ekosistem perjanjian perdagangan dunia yang ada di sektor digital. Buku ini adalah quick wins dan dibagi 3 fase,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara peluncuran Buku Putih tersebut.