Investasi di Jakarta Diproyeksikan Tertahan pada Pemilu 2024

Liputan6.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) memprediksi kinerja investasi di DKI Jakarta akan tertahan dengan adanya Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024. Lantaran kondisi tersebut membuat para pengusaha atau investor cenderung menunggu dan melihat (Wait and see).

“Kita lihat kinerja investasi agak sedikit tertahan karena dipengaruhi oleh sikap wait and see investor pada periode pemilu dan ini memang sejalan dengan pola historis yang selama ini terjadi,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Arlyana Abubakar dalam  Seminar Outlook Jakarta 2024, di Gedung Heritage, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Rabu (6/12/2023).

Kendati demikian, Arlyana menganggap wajar tren investasi mengalami penurunan pada momen Pemilu, karena sudah menjadi pola historis yang sering terjadi.

Diketahui, kinerja investasi DKI Jakarta para kuartal III-2023 mencatatkan pertumbuhan yang positif, bahkan realisasi investasi Provinsi DKI Jakarta tertinggi ditingkat nasional.

Tercatat, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) DKI Jakarta mencapai USD 1,1 miliar atau setara Rp 16,7 triliun. Sedangkan, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai angka Rp 34,2 triliun.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro, mengakui pada momen Pemilu kinerja investasi kerap kali terpengaruhi.

Bahkan, menariknya berdasarkan pengamatan Andry, dalam setiap penyelenggaraan Pemilu di Indonesia selalu dimulai dengan peristiwa global yang tidak menguntungkan.

“Investasi di setiap tahun politik selalu turun, yang menarik memang di pemilu kita itu selalu didahului oleh unfavorable global event, ini setelah saya lihat data ini menarik,” ujar Andry.

Sebagai contoh, pada Pemilu 2009 dihadapkan dengan kondisi dunia yang sedang mengalami krisis finansial. Lalu, pada Pemilu tahun 2014 diselenggarakan setelah adanya peristiwa taper tantrum (2013) dimana pada saat itu nilai rupiah mengalami pelemahan yang signifikan.

Terakhir, pada Pemilu 2019 juga dilakukan ketika terjadinya perang dagang Donald Trump. Sementara untuk Pemilu tahun depan, juga dihadapkan dengan kenaikan suku bunga acuan the fed fund rate (FFR).

“Jadi, tantangan ke depan adalah bagaimana kita di Provinsi DKI Jakarta membuat iklim investasi supaya bergerak tidak naik turun di setiap tahun politik. Jadi ada sustainable investment,” pungkas Andry.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *