Sebelumnya, VP of Standardization and Monitoring Evaluation Asosiasi Sistem Transportasi Cerdas (ITS) Resdiansyah menilai, operator jalan tol di masa depan akan dapat banyak keuntungan dengan adanya sistem pembayaran tol tanpa henti, alias multi lane free flow (MLFF). Hanya saja, penerapan sistem tersebut di Indonesia saat ini masih punya banyak PR.
Ia menilai, yang perlu ditegakkan salah satunya terkait sistem database tentang electronic identification registration. Tujuannya, guna mencegah masuknya kendaraan yang menempelkan plat nomor palsu.
“Cuman, yang perlu kita tegakkan adalah sistem database kita tentang electronic registration identification. Karena kan kita tahu, sering nombok nomor palsu. Jadi itu enggak ke-detect mobilnya siapa, mau charge ke siapa. Itu yang sedang kita perbaiki bersama Korlantas,” ujar Resdiansyah di Jakarta, Selasa (5/12/2023).
Selain itu, Resdiansyah juga menyoroti masih banyaknya truk obesitas atau berlebih muatan, alias over dimension overload (ODOL) yang wara-wiri di jalanan tol.
“Karena kalau itu ditambah lagi teknologi untuk ODOL, untuk scanner, otomatis akan terdeteksi. Jadi dia pas regis, pas dia lewat kena pinalti. Masalah kita di regulasi harus diperkuat dulu regulasi ODOL. Teknologi cuma tools, yang penting perbaikan sistem tol kita di Indonesia,” paparnya.
Menurut dia, kondisi di Indonesia berbeda dengan di Eropa yang tak perlu waktu lama untuk bisa menerapkan sistem MLFF. Pasalnya, jenis kendaraan di Benua Biru relatif sama sehingga mudah terdeteksi. Sementara data kendaraan di program nasional Electronic Identification and Registration (ERI) milik Korlantas Polri belum 100 persen tercatat.
“Kalau di Eropa tanpa transisi enggak apa-apa. Di kita coba, jenis kendaraan beda-beda. Pick up aja bisa macam-macam jenisnya. Mungkin perlu transisi itu untuk memastikan,” imbuh Resdiansyah.