Harga Emas Antam Hari Ini Meroket Rp 15.000 per Gram, Minat Beli?

Sebelumnya, harga emas mencatatkan rekor pada penutupan November 2023, namun hal tersebut tidak cukup bagi investor emas. Hal ini karena momentum yang kuat telah mendorong harga emas ke titik tertinggi sepanjang masa menjelang akhir pekan.

Dikutip dari Kitco, harga emas berjangka bulan Februari diperdagangkan pada USD 2.091,90 per ounce, naik lebih dari 4% dari penutupan Jumat pekan lalu. Rekor harga emas dunia sebelumnya berada di USD 2.089,20 pada Agustus 2020.

Harga emas melihat momentum pembelian baru karena pasar terus memperhitungkan potensi penurunan suku bunga pada awal bulan Maret. Reli logam mulia terjadi bahkan ketika bank sentral mempertahankan sikap pengetatannya. 

Pada hari Jumat lalu, Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan bahwa dia masih tidak yakin kebijakan moneter cukup ketat untuk menurunkan inflasi hingga 2%.

Namun, pasar kurang memperhatikan apa yang dikatakan Powell, karena CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa pasar kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga lebih dari 50% pada kuartal pertama 2024.

“Logam mulia tetap didukung oleh taruhan pemotongan Fed sementara faktor teknis terus mendukung momentum kenaikan,” kata Lukman Otunuga, Manajer Analisis Pasar di Forexlive.com.“Dengan tidak adanya katalis fundamental baru, penutupan bulanan bulan November di atas USD 2.000 bisa saja terjadi, memberikan landasan bagi pembeli untuk mendorong harga lebih tinggi,” lanjut dia.

Pergerakan Harga Emas

Sementara itu, Kepala Investasi Zaye Capital Markets, Naeem Aslam mengatakan ini bisa menjadi awal dari pergerakan harga emas yang lebih besar dengan ‘hari-hari cerah di masa depan’.

“Kami percaya bahwa The Fed telah mencapai puncak siklus kenaikan suku bunganya terlepas dari apa yang terus dikatakan oleh beberapa anggota The Fed,” ujarnya. 

“Kami percaya bahwa ada kemungkinan nyata bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga menjelang akhir kuartal pertama tahun depan. Namun, ancaman inflasi tetap ada. Jika kita tidak melihat CPI mendekati angka 3% atau bahkan lebih rendah, The Fed mungkin mempertahankan suku bunga pada level saat ini hingga akhir semester pertama,” jelas dia.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *