Liputan6.com, Jakarta Limbah bukan berarti begitu saja dibuang dan tak bermanfaat. Ini disadari PT PLN Nusantara Power yang mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU Paiton yang berlokasi di Desa Bhinor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Perusahaan mengolah limbah fly ash bottom ash (FABA) atau debu hasil pembakaran batu bara pembangkit menjadi produk yang bisa berguna bagi masyarakat. FABA ini dapat memberikan nilai ekonomi di berbagai sektor. Mulai dari perumahan, infrastruktur, dan lainnya.
Saat ini, pemanfaatan FABA merupakan bagian PLN NP diyakini bisa memberi efek berantai (multiplier effect) positif bagi masyarakat dan pelaku bisnis.
Seperti diungkapkan Senior Manager PLN NP Unit Pembangkitan Paiton, Agus Prastyo Utomo. Dia menyebutkan berbagai manfaat dari FABA seperti sebagai bahan konstruksi. Ke depan, ini yang bisa memungkinkan secara keekonomian dimanfaatkan masyarakat.
Menurut Agus, FABA yang berasal dari Unit 1 dan Unit 2 serta Unit 9 PLTU yang dikelola PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Paiton itu selain digunakan mandiri, juga dialokasikan untuk pabrik semen, ready miz, pre-cast, dan ash yard untuk program tanggungjawab sosial perusahaan, pabrik, UMKM, dan industri lain. “FABA bisa dimanfaatakan menjadi paving, batako, pengecoran jalan desa, dan sebagainya,” ujar Agus di kantornya, Jumat (1/12/2023).
Awalnya, pemanfaatan FABA adalah upaya perusahaan mencapai target dekarbonisasi (net zero emission) pada 2060 atau lebih cepat, pemanfaatan FABA telah menjadi sumber daya ekonomi sirkuler untuk dioptimalkan bagi kemaslahatan bersama.
FABA dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat, UMKM hingga instansi karena FABA sudah dikeluarkan dari kategori limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3).
Hal ini merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan pada tanggal 2 Februari 2021, yang menetapkan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) bukan lagi merupakan limbah Bahan Berbahaya dan beracun (B3).
Status ini diakui yang membuat FABA bisa dimanfaatkan.”FABA bukanlah limbah B3 sehingga dapat diolah dan memberikan banyak manfaat,” ujar Agus.
PLTU Paiton pun menggandeng masyarakat yang ingin memanfaatkan FABA menjadi produk bermanfaat. Di antaranya sebagai campuran dalam industri konstruksi dan infrastruktur.
Salah satu manfaat FABA dibuktikan dalam pengembangan rumah tahan gempa. PLTU Paiton bersinergi dengan beberapa perguruan tinggi, termasuk Institut Teknologi 10 Noveber Surabaya (ITS), menyosialisasikan penggunaan FABA untuk rumah tahan gempa.
PLN Nusantara menyiapkan sebuah rumah contoh tahan gempa berukuran 6X6 meter. Mulai dari dinding dan lantai terbuat dari FABA. Dinding rumah tersebut sangat kokoh. Lantai keramik putih dilapis coran berbahan FABA.
Rumah contoh tersebut, salah satunya dikembangkan Bumdes “Bakti Raharjo” di Desa Sumberejo, Kecamatan Paiton. “FABA-nya kami free, mereka menyediakan tenaga saja. Total FABA yang digunakan 28,7 ton,” katanya.
Inovasi rumah tahan gempa yang berasal dari FABA PLTU Paiton memiliki potensi untuk merambah ke daerah-daerah lain. Hal ini juga membuka peluang bagi peningkatan kualitas hunian masyarakat secara berkelanjutan.