Di COP28 Dubai, SKK Migas Paparkan Cara Industri Hulu Migas Indonesia Pangkas Emisi

Hudi menambahkan, di era transisi energi peranan gas akan sangat penting karena memiliki emisi karbon yang paling rendah dibandingkan energi fosil lainnya.

“Kami bersyukur potensi gas di Indonesia masih sangat melimpah. Baru-baru ini, Indonesia mencatatkan sebagai salah satu giant discovery terbesar nomor 3 dunia dengan penemuan cadangan gas yang besar di Blok North Ganal di Kalimantan Timur”.

Lebih lanjut Hudi menyampaikan Pemerintah dan SKK Migas terus mendorong penggunaan gas untuk domestik, saat ini sekitar 70% produksi gas nasional dialokasikan untuk domestik.

Dia menginformasikan proyek-proyek raksasa yang menghasilkan gas seperti Abadi Masela dan Tangguh Train 3 yang beberapa waktu lalu diresmikan Presiden Jokowi, alokasi terbesar untuk kebutuhan gas domestik.

Terkait proyek CCS/CCUS, Indonesia telah bergerak maju untuk mengimplementasikannya. Hudi menginformasikan bahwa proyek besar seperti Abadi Masela juga akan mengimplementasikan CCS/CCUS.

Untuk proyek besar Tangguh, beberapa waktu yang lalu Presiden Jokowi telah melakukan ground breaking proyek CCS Ubadari. Proyek ini dengan potensi kapasitas penyimpanan CO2 hingga 1,8 Gt. Selain menghasilkan tambahan produksi gas, proyek ini ini akan menginjeksikan sekitar 30 juta ton CO2 sampai tahun 2035 ke reservoir yang ada.

“Ini tentu bukti keseriusan Pemerintah, SKK Migas dan KKKS dalam menerapkan teknologi CCS/CCUS untuk mengurangi emisi karbon dan menjaga lingkungan berkelanjutan”, ujarnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *