Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak dunia turun kurang lebih 2% pada perdagangan Jumat. Penurunan ini semakin memperdalam pelemahan yang telah dicetak pada perdagangan sebelumnya.
Harga minyak dunia turun karena pelaku pasar skeptis terhadap pembicaraan terbaru pengurangan produksi oleh OPEC+ dan kenaikan harga minyak AS dari minggu ke minggu.
Mengutip CNBC, Sabtu (2/112/2023), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari turun USD 2,02 atau 2,5% menjadi USD 78,84 per barel pada hari pertama sebagai kontrak ICE Brent bulan depan.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 1,95 atau 2,57% menjadi USD 74,01 per barel.
Para produsen OPEC+ pada hari Kamis sepakat untuk memangkas pasokan minyak sekitar 2,2 juta barel per hari (bpd) di pasar global pada kuartal I 2024, yang mencakup penghentian pemotongan sukarela sebesar 1,3 juta barel per hari yang dilakukan oleh Arab Saudi dan Rusia saat ini.
Sementara itu, jumlah rig minyak AS bertambah 5 dari minggu ke minggu tetapi telah menurun sebanyak 122 menjadi 505 total dari tahun ke tahun, menurut data yang dirilis oleh Baker Hughes pada hari Jumat.
OPEC+ yang memproduksi lebih dari 40% minyak dunia, berfokus pada pengurangan produksi karena harga telah turun dari sekitar USD 98 pada akhir September di tengah kekhawatiran atas melemahnya pertumbuhan ekonomi pada 2024.
Sayangnya, pelaku pasar menerima berita pemangkasan produksi tersebut dengan skeptis dan bingung karena adanya kekhawatiran mengenai kepatuhan dari anggota OPEC+ mengingat sifat sukarela.
Selain itu, penurunan harga minyak ini juga terjadi karena lebih rendah dari ekspektasi investor sebelumnya terhadap pengurangan yang lebih besar.