Liputan6.com, Jakarta – Salah satu pekerjaan dengan pertumbuhan tercepat di Amerika Serikat adalah melawan kejahatan yang ada di di internet. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang beralih ke dunia online, serangan siber pun meningkat secara drastis. FBI telah melihat peningkatan 300% dalam laporan kejahatan dunia maya sejak awal pandemi Covid-19.
Seiring dengan meningkatnya ancaman serangan siber, permintaan akan pakar keamanan siber atau cybersecurity juga ikut meningkat.
Faktanya, Biro Statistik Tenaga Kerja memproyeksikan bahwa jumlah pekerjaan di bidang keamanan siber akan tumbuh sebesar 32% pada dekade berikutnya. Angka itu meningkat jauh lebih cepat dibandingkan rata-rata pekerjaan secara keseluruhan.
“Terdapat hampir 600.000 lowongan pekerjaan di bidang keamanan siber yang belum terisi di Amerika Serikat saat ini, dan sekitar 3,5 juta lowongan pekerjaan yang masih terbuka secara global,” kata Lisa Gevelber, chief marketing officer Google untuk wilayah Amerika, mengutip penelitian terbaru dari Cybersecurity Ventures melalui CNBC Make It.
“Keamanan siber adalah salah satu pekerjaan yang paling “diremehkan” di luar sana,” kata Gevelber.
Gevelber menambahkan, banyak orang beranggapan bahwa bidang ini sulit untuk dimasuki karena bidang ini sangat terspesialisasi dan bersifat teknis. Namun yang tidak mereka sadari adalah bahwa kamu tidak memerlukan gelar sarjana untuk mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi di bidang tersebut, dan begitu kamu melakukannya, keamanan kerja menjadi kuat.
“Perusahaan benar-benar kesulitan menemukan orang yang merasa nyaman bekerja di bidang keamanan siber, tetapi terdapat kebutuhan dan permintaan yang luar biasa terhadap orang-orang dengan keterampilan ini,” kata Gevelber.
Inilah salah satu alasan Gevelber mendirikan Grow with Google, sebuah inisiatif keterampilan raksasa teknologi, pada tahun 2017. Program online ini memberikan pelajaran dan sertifikasi untuk keterampilan yang dibutuhkan seperti keamanan siber dan analisis data. Sertifikat keamanan siber dapat diselesaikan hanya dalam waktu 3 bulan dan biayanya USD 49 per bulan atau sekitar 761 ribu rupiah.
Perguruan tinggi dan organisasi lain, termasuk Amazon Web Services, Columbia University, dan University of Pennsylvania, menawarkan sertifikat keamanan siber yang sebanding.