Program GEMILANG lahir sebagai respons terhadap perubahan paradigma pemanfaatan tanaman pinang di Desa Sukakarya.
Program ini melibatkan perempuan dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati untuk memimpin perubahan dalam tata kelola sumber daya alam dan ekonomi lokal dengan berfokus pada pemanfaatan tanaman pinang secara berkelanjutan.
KWT Melati berhasil memanfaatkan seluruh potensi tanaman pinang dengan menjalin kerjasama dengan startup nasional, Plepah Indonesia (Plepah.id).
Mereka mengolah pelepah pinang menjadi wadah ramah lingkungan dan menjualnya kepada Plepah Indonesia. Hasil dari inisiatif ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi KWT Melati, tetapi juga mendukung upaya pengurangan emisi karbon dari pembakaran pelepah pinang.
Selain itu, KWT Melati berhasil meningkatkan partisipasi perempuan dalam anggotanya, dari 30 orang pada 2022 menjadi 60 orang pada 2023.
Program ini tidak hanya memberikan manfaat kepada anggota KWT Melati, tetapi juga kepada masyarakat Desa Sukakarya, termasuk para petani pinang yang menjadi mitra.Program GEMILANG bukan hanya sekadar mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan, tetapi juga mendorong pelestarian pohon pinang di Desa Sukakarya.
KWT Melati berhasil membangun kolaborasi dengan pemerintah desa dan membantu merumuskan regulasi pelestarian pohon pinang.
Regulasi ini memberikan dampak positif terhadap lingkungan, ekonomi desa, dan menjadi contoh kolaborasi yang berhasil antara masyarakat lokal dan pemerintah desa. Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, KWT Melati akan terus mengembangkan program GEMILANG.
Rencananya, pada tahun 2024, KWT Melati akan menambah variasi produknya, termasuk upaya ekspor buah pinang dan pemanfaatan daun pinang serta akar dalam pewarnaan pakaian melalui teknik eco-print.
“Kegiatan yang dilakukan oleh ibu-ibu KWT Melati di Desa Sukakarya melalui Program GEMILANG menjadi upaya awal dari pemberdayaan perempuan dan pelestarian lingkungan yang selanjutnya akan terus dikembangkan kebermanfaatannya di berbagai tingkatan,” ujar Field Manager Pendopo Field, I Wayan Sumerta.
Melalui pemanfaatan potensi pinang dan kemudian inovasi wadah ramah lingkungan serta limbah organik menjadi pupuk organik, perempuan yang selama ini dianggap ‘warga kelas dua’ dapat membuktikan bahwa posisi mereka egaliter di dalam ruang-ruang kesejahteraan yang selama ini didominasi oleh laki-laki.