Investasi Sampoerna Tembus Rp 97,9 Triliun Sejak 2005

Selain pembukaan fasilitas produksi SKT Sampoerna di Kota Blitar dan Kabupaten Tegal, juga akan terjadi penambahan serapan puluhan ribu tenaga kerja baru yang dilakukan oleh MPS di provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Barat, serta penambahan 5 MPS baru yang akan berlokasi di Jawa Timur dan Jawa Tengah di Semester 1 2024.

“Pada tahun 2024, mitra kami dalam memproduksi SKT Sampoerna akan menjadi 43 MPS yang tersebar di di Pulau Jawa. Penambahan fasilitas produksi Sampoerna maupun MPS tidak saja akan menambah kemitraan dengan pengusaha daerah/koperasi setempat serta total serapan tenaga kerja, namun juga akan meningkatkan penyerapan bahan baku tembakau dan cengkih dari petani Indonesia. Seperti diketahui, penggunaan bahan baku rokok buatan tangan membutuhkan dua kali lebih banyak tembakau dan cengkih dibandingkan rokok buatan mesin,” jelas Vassilis.

Kelangsungan industri tembakau nasional bergantung pada kerangka kerja yang terprediksi, meliputi kebijakan cukai, regulasi produk tembakau, serta kebijakan lain yang yang berperan penting dalam mendorong inovasi dan teknologi, berdasarkan sains untuk menawarkan alternatif produk tembakau yang lebih baik bagi perokok dewasa.

Hal ini akan berdampak langsung terhadap produsen, serapan tenaga kerja, penggunaan bahan baku tembakau dan cengkih, dan keseluruhan rantai nilai sehingga menciptakan nilai ekonomi di tingkat daerah dan nasional. 

“Kami berharap penambahan puluhan ribu karyawan ini, yang dilakukan melalui pembukaan pabrik Sampoerna di Kota Blitar dan Kabupaten Tegal, penambahan 5 MPS baru, serta penambahan karyawan pada MPS yang telah ada sebelumnya, akan meningkatkan serapan tenaga kerja di sektor formal dan berkontribusi pada ekonomi daerah dan nasional. Inilah salah satu wujud komitmen Sampoerna untuk ekosistem rantai nilai yang lebih luas,” tutur Vassilis optimistis.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *