Liputan6.com, Jakarta – Harga emas dunia turun pada perdagangan hari Senin karena terbebani oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Investor tengah menunggu risalah hasil pertemuan Bank Sentral AS atau Fed yang memberikan petunjuk mengenai jalur suku bunga bank sentral.
Mengutip CNBC, Selasa (21/11/2023), harga emas dunia di pasar spot turun 0,1% menjadi USD 1.978,23 per ounce, menutup keuntungan yang sudah dicetak pada perdagangan sebelumnya. Harga emas di pasar spot naik setinggi USD 1.993.29 pada perdagangan Jumat.
Sedangkan harga emas berjangka AS turun hampir 0,2% menjadi USD 1.981,1 per ounce.
“Secara teknis kami telah melihat emas mencapai resistensi dan kembali ke perdagangan dalam kisaran tertentu dengan harga yang agak lebih tinggi sebagai katalis di sini,” kata analis komoditas TD Securities, Bart Melek.
Ia melanjutkan, The Fed akan mempertahankan narasinya bahwa kebijakan moneter akan bergantung pada inflasi dan akan mempertahankan kenaikan suku bunga selama diperlukan. Risalah pertemuan Fed akan dirilis pada hari Selasa.
Data minggu lalu menghidupkan kembali harapan bahwa The Fed dapat mulai melonggarkan kondisi moneter lebih cepat dari perkiraan setelah pasar tenaga kerja melambat dan laporan inflasi konsumen yang lebih lemah dari perkiraan.
Suku bunga yang lebih rendah memberikan tekanan pada dolar AS dan imbal hasil obligasi, sehingga meningkatkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Analis Kitco Metals dalam sebuah catatan menuliskan, kenaikan logam mulia telah kehilangan momentum dan membutuhkan dorongan fundamental yang segar. Meningkatnya imbal hasil Treasury AS mengalahkan pelemahan dolar AS dan harga minyak mentah yang lebih tinggi membuat pembeli emas dan perak gelisah.
Dolar AS tergelincir hampir 0,5% ke level terendah dalam lebih dari 2,5 bulan terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, sehingga membatasi penurunan emas hari ini.