Sementara itu, Direktur Utama PT Surveyor Indonesia, M. Haris Witjaksono menjelaskan bahwa I-SIM For Regencies merupakan gerakan inisiatif untuk mendukung keberlanjutan multi-stakeholders dalam mengelola aspek pembangunan berkelanjutan, lingkungan, sosial dan tata kelola, termasuk akselerasi pencapaian SDGs di tingkat Kabupaten. Melalui program ini, pemerintah Kabupaten dapat mengungkapkan data dan mengukur capaian dalam akselerasi performa capaian tersebut.
“Selamat kepada tiga kabupaten terbaik dan terima kasih serta apresiasi yang tinggi kepada seluruh pemerintah kabupaten yang telah mengikuti setiap tahapan dari proses awarding I-SIM for Regencies,” ujar Haris.
Ia menambahkan, berkaca pada proses yang telah dijalani, maka tanggung jawab capaian SDG’s tidaklah hanya bertumpu pada program yang diselenggarakan oleh pemerintah, namun perlu peran serta stakeholder pada tingkat tapak untuk membangun kolaborasi yang baik agar terjadi akselerasi pencapaian setiap indikatornya.
Di sinilah peran Surveyor Indonesia untuk memberikan inspirasi bahwa setiap unsur anak bangsa harus mampu memberikan kontribusi positif kepada perusahaan, masyarakat, dan negara. SDGs harus menjadi gerakan bersama, tegasnya.
Harris menambahkan, penilaian yang dilakukan juga bisa memberikan bantuan dari pihak lain agar bisa mendanai program-program yang berkelanjutan. Salah satunya, melalui program-program TJSL yang dilaksanakan oleh BUMN.
“Ini bisa digunakan oleh badan-badan usaha, salah satunya BUMN dalam konteks kita membuat program, disebut program matching. Antara pemerintah kabupaten dan kota, serta target-target dalam penyusunan TJSL. Harapannya program TJSL kita bisa nyambung dengan program pemerintah kabupaten/kota, dan selanjutnya akan dimonitor capaiannya seperti apa. Nah capaian ini adalah bagian dari kontribusi BUMN, bagian dari ESG dari BUMN itu sendiri,” pungkas dia.