Suhartoyo Jadi Ketua MK Gantikan Anwar Usman, Hartanya Capai Rp 14,7 Miliar dan Tak Ada Utang

Liputan6.com, Jakarta Hakim Konstitusi Suhartoyo terpilih menjadi Ketua MK yang baru menggantikan Anwar Usman. Seperti diketahui, Anwar Usman dicopot akibat melakukan pelanggaran etik berat terkait putusan batas usia minumum calon presiden dan wakil presiden.

 

“Kami sudah bersepakat bersembilan untuk menunjuk Yang Mulia Hakim Suhartoyo untuk menjadi ketua Mahkamah Konstitusi yang baru,” kata Wakil Ketua MK Saldi Isra di Gedung MK Jakarta, Kamis (9/11/2023).

Dikutip dari laman LHKPN, Suhartoyo memiliki total harta kekayaan Rp 14.748.971.796. Harta tersebut terdiri dari tanah dan bangunan sebesar Rp 6,48 miliar, alat transportasi total Rp 810 juta, harta bergerak lain Rp 188 juta.

Selain itu, kas dan setara kas Rp 7,26 miliar. Dari LHKPN, Suhartoyo juga diketahui tidak memiliki utang.

Profil Suhartoyo

Dikutip dari laman resmi MK, Suharto merupakan Hakim pada Pengadilan Tinggi Denpasar. Dia terpilih menjadi Hakim Konstitusi menggantikan Ahmad Fadlil Sumadi yang habis masa jabatannya sejak 7 Januari 2015 lalu. Pada 17 Januari 2015, pria kelahiran Sleman ini mengucap sumpah di hadapan Presiden Joko Widodo.

Berasal dari keluarga sederhana, tidak pernah terlintas dalam pikiran Suhartoyo menjadi seorang penegak hukum. Minatnya ketika Sekolah Menengah Umum justru pada ilmu sosial politik. Ia berharap dapat bekerja di Kementerian Luar Negeri. Namun kegagalannya menjadi mahasiswa ilmu sosial politik memberi berkah tersendiri karena ia akhirnya memilih mendaftarkan diri menjadi Mahasiswa Ilmu Hukum

“Saya tidak menyesali tidak diterima menjadi Mahasiswa Ilmu Sosial, karena sebenarnya ilmu sosial politik sama dengan lmu hukum. Orientasinya tidak jauh berbeda,” ujar suami dari Sutyowati ini.

Seiring waktu ia semakin tertarik mendalami ilmu hukum untuk menjadi seorang jaksa, bukan menjadi seorang hakim. Namun karena teman belajar kelompok di kampus mengajaknya untuk ikut mendaftar dalam ujian menjadi hakim, ia pun ikut serta. Takdir pun memilihkan jalan baginya. Ia menjadi hakim, terpilih di antara teman-temannya.

“Justru saya yang lolos dan teman-teman saya yang mengajak tidak lolos. Akhirnya saya menjadi hakim. Rasa kebanggaan mulai muncul justru setelah menjadi hakim itu,” jelas penyuka hobi golf dan rally ini. 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *