Dulu Startup Berlomba-lomba Bakar Uang, Bagaimana Sekarang?

Liputan6.com, Jakarta Sejak 2015 hingga menjelang akhir pandemi Covid-19, industri startup teknologi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang eksponensial. 

Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain pada 2021, nilai ekonomi digital di Indonesia mencapai US$70 miliar, atau terbesar di ASEAN. Diperkirakan, nilai ini dapat mencapai USD 330 miliar pada 2030.

Penggunaan ponsel dan internet yang bertumbuh pesat di Indonesia, serta populasi yang muda dan produktif, menjadi faktor utama adopsi digital secara masif ini.

Tidak dapat dipungkiri, dengan ceruk pasar yang sedemikian besar, perusahaan startup teknologi di Indonesia berlomba-lomba melakukan “burn rate” atau “bakar uang” dari hasil fundraise. Hampir seluruh startup melakukan promosi jor-joran untuk mendapatkan sebanyak mungkin konsumen baru dalam waktu yang relatif singkat. 

“Dalam kurun waktu 2019 sampai 2021, pendanaan sangat mudah didapat, bahkan banyak investor yang memang secara aktif mencari. Namun karena mudahnya pendanaan, banyak founder yang terbiasa menggunakan strategi bakar uang untuk mendorong pertumbuhan bisnis. Tren ini berbeda dengan para founder startup di luar negeri yang memecahkan sebuah permasalahan langsung oleh dirinya sendiri, sehingga mereka menjadi intim dengan masalah tersebut.” kata Co-Founder Pluang Claudia Kolonas dikutip Selasa (7/11/2023).

Tidak ayal lagi, ketika terjadi tech winter, tepatnya sekitar akhir pandemi atau hampir dua tahun belakangan, banyak startup yang gagal ataupun mengalami tekanan keuangan karena terlalu bergantung pada pertumbuhan drastis (hypergrowth) dan valuasi yang melejit. 

Bagi Claudia, pelajaran yang dapat diambil dari situasi tersebut adalah pentingnya sebuah bisnis melihat jauh ke depan dengan pertumbuhan yang lebih stabil namun konsisten. Menurut dia, industri startup di Indonesia tergolong muda, namun belum pernah melalui tech winter sebelumnya, sehingga tidak terbiasa untuk bersabar dan menyadari bahwa membangun bisnis membutuhkan waktu.

 

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *