Harga emas naik pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Lonjakan harga emas didorong dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil Treasury melemah setelah data pekerjaan AS yang lemah memperkuat ekspektasi bahwa Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (4/11/2023), harga emas dunia di pasar spot naik 0,4% menjadi USD 1.994,28 per ounce, setelah mencapai sesi tertinggi USD 2.003,69.
Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 0,3% ke level USD 1.999,2.
Pertumbuhan lapangan kerja AS melambat lebih dari perkiraan pada bulan Oktober, sementara inflasi upah melambat. Hal ini menunjukkan adanya pelonggaran dalam kondisi pasar tenaga kerja. Data menunjukkan pengusaha menambah 150.000 pekerjaan pada bulan Oktober, di bawah perkiraan para ekonom sebesar 180.000.
“Jika pasar tenaga kerja mulai memburuk, The Fed tidak akan mampu melanjutkan jalur hawkishnya. Data tersebut memperkuat gagasan jeda The Fed, yang membantu harga emas,” kata Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures Chicago, Phillip Streible.Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan dengan imbal hasil nol.