Harga emas melanjutkan pelemahan pada perdagangan jumat dan berada di jalur penurunan bulanan dan kuartalan di tengah ekspektasi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lama.
Mengutip CNBC, Sabtu (30/9/2023), harga emas di pasar spot turun 0,8% menjadi USD 1.850,44 per ounce pada pukul 13:53. EDT, terendah dalam lebih dari enam bulan. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,7% lebih rendah pada USD 1.866,10 per ounce.
Harga emas batangan diperkirakan turun sebesar 4,6% sepanjang September dan sepanjang kuartal III turun sebesar 3,6%. Penurunan ini setelah Federal Reserve mengambil sikap hawkish.
“Prospek emas, untungnya atau sayangnya, sangat berkaitan dengan kondisi suku bunga ke depan,” kata direktur perdagangan logam di High Ridge Futures David Meger.
Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas, yang dijual dalam dolar AS dan tidak menghasilkan bunga apa pun.
Indeks dolar AS dan patokan imbal hasil Treasury 10-tahun menuju kenaikan triwulanan.
Harga emas sebenarnya sempat naik sebanyak 0,8% setelah laporan inflasi yang lebih ringan. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti (PCE) naik 3,9% secara tahunan di bulan Agustus, tapi turun dari 4,3% dibanding bulan Juli.
Namun, indeks utama naik sebesar 3,5% pada tahun ini, naik dari 3,4% pada bulan Juli.
“Permintaan emas sebagai lindung nilai terhadap kegagalan soft-landing sepertinya tidak akan hilang karena prospek perekonomian AS dalam beberapa bulan ke depan terlihat semakin menantang,” Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.
Dari segi fisik, premi emas sedikit menurun di konsumen utama Tiongkok pada minggu ini, namun tetap tinggi karena tingginya permintaan investor di tengah melemahnya yuan dan kekhawatiran ekonomi.