Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa Bank Indonesia menempuh langkah-langkah stabilisasi dari depresiasi nilai tukar Rupiah, seiring penguatan dolar Amerika Serikat (USD) dalam beberapa pekan terakhir.
Sama seperti Rupiah, Ringgit Malaysia juga mengalami depresiasi. Bahkan Ringgit Malaysia menjadi salah satu mata uang di Asia Tenggara yang mengalami pelemahan.
“Depresiasi Rupiah kita relatif baik yaitu sebesar 2,34 persen year-to-date,” ungkap Menkeu dalam Konferensi Pers KSSK pada Jumat (3/11/2023).
“Ke depan, langkah stabilisasi nilai tukar Rupiah terus diperkuat agar sejalan dengan nilai fundamentalnya dan untuk mendukung upaya pengendalian imported inflation,” pungkasnya.
Selain itu, upaya lain juga terus diperkuat untuk memperkuat mekanisme pasar di dalam manajemen, likuiditas dari institusi keuangan domestik dan menarik masuknya aliran portofolio asing dari luar negeri, serta meningkatkan dan memperluas koordinasi di dalam rangka implementasi instrumen penempatan devisa hasil ekspor sumber daya alam yang sejalan dengan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2023.
“Penguatan Harmonisasi dari Kebijakan Fiskal, moneter dan sektor keuangan juga akan terus dilakukan. Hal ini untuk memperkuat efektivitas bauran kebijakan makro baik di dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan, maupun untuk mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi kita,” tambah Sri Mulyani.
Menkeu memaparkan, indeks nilai tukar USD terhadap mata uang utama yang sering dalam hal ini disebut di DXY pada tanggal 27 Oktober 2023 lalu berada pada tingkat 106,56.
“Ini artinya terjadi penguatan 2,93 year-to-date,” kata Sri Mulyani.
Lebih lanjut dia membeberkan, peningkatan indeks DXY yaitu indeks nilai tukar dolar ini memberi tekanan depresiasi terhadap mata uang counterpartnya, seperti Yen Jepang yang melemah 12,61 persen dan Dollar Australia mengalami depresiasi atau perlemahan 6,72 persen year-to-date.
Adapun depresiasi dari mata uang di negara tetangga Indonesia di ASEAN, salah satunya Ringgit Malaysia sebesar 7,82 persen dan Baht Thailand 4,39 persen year-to-date.