Liputan6.com, Jakarta – Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkap soal bunga utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Kisaran bunga utang yang diambil ke China Development Bank (CDB) sekitar 3,7-3,8 persen.
Diketahui, utang ini memang perlu diambil oleh pihak BUMN Indonesia dan BUMN China untuk menutup pembengkakan biaya (cost overrun) proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Sumber dananya adalah CDB.
“Saya lupa angkanya, tapi saya pernah bilang angkanya 3,7-3,8 (persen),” kata Wamen BUMN di Jakarta, ditulis Kamis (2/11/2023).
Di mengatakan, bunga utang ini lebih rendah dari bunga atas kewajiban pembayaran (treasury yield) Amerika Serikat (AS). Hal ini disebutnya sebagai salah satu kekhususan.
“Juga kan kita lihat saja treasury yield-nya Amerika 5,25 (persen). Nah ini jauh dibawah treasury yield Amerika,” ungkap dia.
“Jadi emang itu bunganya bunga konsesi diberikan bunga khusus juga dengan tenor yang panjang sekali 35 tahun,” sambung Tiko.
Perlu dicatat, pinjaman itu merupakan struktur pembiayaan proyek yang membuat China dan Indonesia ikut menanggung beban cost overrun. Dengan porsi 25 persen berasal dari setoran ekuitas, dan 75 persen berasal dari pinjaman utang.
Disepakati dalam porsi pinjaman untuk pembengkakan biaya, pihak Indonesia menanggung 60 persen, dan China 40 persen. Sehingga, bila dihitung nilai total pembengkakan biaya USD 1,2 miliar, Indonesia menanggung porsi sekitar USD 597 juta.